Tag: Argentina

  • Uruguay dan Juara Piala Dunia untuk Pertama Kali

    Jika bicara mengenai kejuaraan Piala Dunia sepakbola, belakangan kita cenderung lebih mudah mengingat tim nasional Brasil, Italia, Jerman, Inggris dan Argentina. Banyak bintang besar sepakbola lahir dari negara-negara tersebut.

    Jika dibandingkan dengan negara-negara tersebut, Uruguay mungkin masih belum sepopuler negara tersebut, meski pada kenyataannya banyak pemain-pemain bintang besar juga lahir dari Uruguay, misalnya Recoba, Diego Forlan, Cavani hingga Luis Suarez.

    Meskipun masih kalah populer dibanding negara-negara sepakbola eropa seperti Inggris, Perancis, Jerman dan Spanyol, ataupun masih kalah populer dengan negara tetanggan satu benua seperti Argentina dan Brasil, kiprah Uruguay di sepakbola dunia tidak bisa dipandang sebelah mata.

    Dalam banyak edisi Piala Dunia yang diselenggarakan, Uruguay hampir selalu bisa menunjukkan performa-performa apik untuk bersaing dengan negara-negara kuat sepakbola tersebut. Bahkan fakta menariknya adalah, Uruguay merupakan juara pertama Piala Dunia dalam sejarah.

    Piala Dunia Sepakbola Diselenggarakan Pertama Kali untuk Mempertemukan Banyak Negara

    Tahun 1930 menjadi tahun bersejarah bagi perhelatan Piala Dunia. Untuk pertama kalinya, pertandingan yang menjadi ajang sepak bola paling bergengsi di dunia ini digelar. Uruguay, sebuah negara kecil di Amerika Latin, ditunjuk sebagai tuan rumah pertandingan akbar tersebut.

    Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat saat itu Uruguay baru saja mempertahankan gelar juara sepak bola di Olimpiade Amsterdam 1928.

    Piala Dunia pertama ini  diselenggarakan selama 18 hari terhitung dari tanggal 13-30 Juli 1930. Diikuti oleh 13 negara, ajang sepak bola ini terbagi dalam empat grup. 

    Grup pertama terdiri dari Argentina, Chili, Perancis, dan Meksiko. Grup kedua terdiri dari Yugoslavia, Brazil, dan Bolivia. Grup ketiga terdiri dari Uruguay, Rumania, dan Peru. Sedangkan grup terakhir terdiri dari Amerika Serikat, Paraguay, dan juga Belgia.

    Berdasarkan aturan dari FIFA, Piala Dunia saat itu tak melewati fase kualifikasi. Masing-masing juara dari setiap grup otomatis akan langsung lolos ke babak semifinal. Dari masing-masing grup tersebut, lahirlah empat tim jagoan yaitu Uruguay, Yugoslavia, Argentina, dan Amerika Serikat.

    Maju ke Final Dengan Kemenangan Meyakinkan di Fase Grup dan Semifinal

    Sebagai tuan rumah, Uruguay memastikan diri lolos ke babak semifinal setelah menang telak 4-0 atas Rumania. Gol dari Pablo Dorado, Hector Scarone, Peregrino Anselmo, dan juga Jose Pedro Cea menjadi pengantar kemenangan besar tersebut. Di pertandingan sebelumnya, Uruguay mengalahkan Peru dengan skor akhir 1-0 berkat gol tunggal Hector Castro.

    Di babak semifinal Uruguay harus bertemu dengan Yugoslavia, juara dari grup 2, yang baru saja mengalahkan Brasil dengan skor 2-1 dan Bolivia dengan skor 4-0. Gol ciamik dari Ivan Bek, Blagoje Marjanovic, serta Dorde Vujadinovic menjadikan bukti bahwa tim nasional Yugoslavia bukanlah tim kaleng-kaleng.

    Meski demikian, kekuatan Yugoslavia saat memporak-porandakan grup 2 tak lantas membuat nyali tim nasional Uruguay ciut. Dalam pertandingan yang berlangsung 27 Juli 1930 di Estadio Centenario, Montevideo, tim Uruguay berjuang mati-matian untuk mendapatkan tiket menuju final Piala Dunia.

    Yugoslavia yang sebelumnya tampil garang dan penuh percaya diri, kali ini harus gigit jari karena dibantai oleh tim Uruguay

    Di menit awal pembuka, Yugoslavia memang berhasil mencetak gol dari Vujadinovic. Tapi siapa sangka, gol tersebut justru membuat tim Uruguay langsung bangkit dan terpacu untuk membalikkan keadaan.

    Satu gol balasan dari Jose Pedro langsung dicetak di menit 18’. Tak berhenti sampai di situ, Jose Pedro kembali mencetak gol di menit 67’ dan 72’. Peregrino Anselmo dan Santos Iriarte pun ikut menyumbang gol yang semakin menggempur pertahanan diri Yugoslavia.

    Pada akhirnya, Yugoslavia harus tersingkir dalam perebutan tiket ke final setelah kalah dari Uruguay dengan skor akhir 6-1.

    Memperebutkan Gelar Juara Bersama Dengan Raksasa Sepabola Amerika Latin Lainnya

    Di partai semifinal yang lain, Argentina dipertemukan dengan Amerika Serikat pada 26 Juli 1930.

    Argentina berhasil menggempur habis-habisan Amerika Serikat dengan serangkaian gol ciamik yang langsung membuat para pemain Amerika Serikat mati kutu. Alhasil, Argentina pun mendapatkan kesempatan untuk melaju ke pertandingan final.

    tim nasional Uruguay dan Argentina pun dipertemukan dalam pertandingan final untuk memperubatkan gelar juara dunia.

    Pertandingan ini bukan hanya sekedar final biasa bagi Uruguay, namun juga ajang untuk kembali membuktikan diri tim Uruguay. Mengingat status Uruguay saat itu sebagai tuan rumah sekaligus juara dari Olimpiade 1928 untuk cabang sepakbola.

    Bagaimanapun, ini menjadi beban tersendiri bagi tim nasional Uruguay, apalagi disaksikan langsung oleh para warga Uruguay yang menantikan kemenangan.

    Pertandingan final ini pun digelar tanggal 30 Juli 1930 pukul 14.15 waktu setempat di Estadio Centenario, Montevideo. Pertandingan bersejarah ini disaksikan oleh 68.346 penonton yang siap menjadi saksi sejarah kemenangan pertama Piala Dunia.

    Pertandingan langsung berjalan panas sejak peluit tanda permainan dimulai, dibunyikan.

    Tanpa menunggu waktu lama, pemain Uruguay, Pablo Dorado, langsung menjebol gawang Argentina di menit 12’. Seperti mendapatkan cambukan keras, tim Argentina langsung membalas lewat tendangan keras dari Carlos Peucelle dan Guillermo Stabile. Alhasil, Argentina unggul di babak pertama dengan skor 2-1.

    Memasuki babak kedua, Uruguay mengatur strategi untuk membalikkan keadaan. Sejak awal, Uruguay terus memberikan serangan sengit. Gol dari Jose Pedro pun berhasil menjebol gawang Argentina.

    Skor pertandingan menjadi imbang, membuat Uruguay yakin bisa memenangkan pertandingan. Terbukti, memasuki menit ke 68’ tendangan Santos Iriarte berhasil menjebol gawang Argentina.

    Tak berhenti sampai di situ saja, Uruguay kembali mencetak gol spektakuler di menit 89’. Kali ini, sundulan maut dari Hector Castro berhasil membuat Uruguay unggul dua gol dan hampir pasti mengunci kemenangan.

    Dua gol ciamik ini  juga disambut meriah oleh para pendukung Uruguay yang menantikan kemenangan tim kesayangannya.

    Gol dari Hector Castro pun menjadi penutup pertandingan final dari dua negera Amerika Latin di Piala Dunia 1930. Uruguay dinobatkan sebagai juara pertama dalam sejarah Piala Dunia. Uruguay berhasil membuktikan bahwa tim mereka pantas untuk bersanding dengan tim hebat dari negara-negara lainnya.

    Memilih Absen di Dua Piala Dunia Selanjutnya Sebagai Bantuk Protes Balik Terhadap Negara Eropa

    Di Piala Dunia tahun-tahun berikutnya (tahun 1934 dan 1938), Uruguay menolak untuk berpartisipasi dalam pertandingan. Meskipun menyandang status sebagai juara bertahan dan jadi tim yang diunggulkan, nyatanya Uruguay enggan berpartisipasi.

    Hal ini karena Uruguay melakukan aksi boikot balik. Karena sebelumnya, beberapa negara Eropa enggan berpartisipasi di ajang Piala Dunia yang diadakan di benua Amerika Selatan, kali ini Uruguay membalasnya. Mereka pun berbalik enggan berpartisipasi di Piala Dunia yang diadakan di Italia dan Prancis. 

    Tim nasional Uruguay baru kembali berpartisipasi di ajang Piala Dunia 1950 yang diadakan di Brasil. Hebatnya, Uruguay berhasil kembali menjadi juara meskipun sebelumnya absen dua kali. 

    Piala Dunia yang digelar pertama kali di Uruguay menjadi cikal bakal kompetisi sepak bola antar negara dan masih berlanjut sampai saat ini. Ajang paling bergengsi di dunia ini selalu ditunggu banyak penggemar.

  • Tangan Tuhan Maradona dan Luis Suarez

    Piala Dunia, sebagai salah satu ajang olahraga paling bergengsi di dunia, banyak melahirkan momen kontroversi yang bersejarah.

    Dua dari sekian banyak momen yang paling diingat oleh pecinta sepakbola adalah momen dimana Maradona mencetak gol menggunakan tangannya, kejadian ini kemudian dikenal dengan gol tangan tuhan. Lebih dari dua dekade setelahnya, kontroversi yang heroik serupa juga dilakukan Luis Suarez untuk menyelamatkan Uruguay.

    Goal Tangan Tuhan Diego Maradona yang Melegenda

    Sejak pertama kali digelar pada tahun 1930, Piala Dunia selalu berhasil menciptakan momen-momen bersejarah yang membekas bagi para pecinta sepakbola. Salah satunya adalah Gol Tangan Tuhan yang dilakukan oleh legenda sepak bola asal Argentina, Diego Armando Maradona Franco.

    Kejadian ini membuat namanya semakin menempel di kepala pecinta sepakbola dunia, selain kemampuan-kemampuannya diatas lapangan yang memang mampu menyihir pecinta sepakbola.

    Peristiwa tersebut berlangsung tepatnya 22 Juni 1986 saat Piala Dunia diadakan di Meksiko. Saat itu, timnas Argentina berhadapan dengan timnas Inggris dalam pertandingan babak perempat final, memperebutkan satu tiket untuk melaju ke babak selanjutnya.

    Kejadian menarik mulai terjadi saat memasuki menit ke-51. Saat itu, Maradona melakukan umpan satu dua yang langsung disambung dengan sepakan dari rekan satu negaranya, Jorge Valdano, yang mengarah ke kotak penalti dari pertahanan timnas Inggris.

    Tanpa diduga, bola tersebut justru diteruskan oleh pemain belakang Inggris. Bola pun melambung tinggi ke arah gawang tim Inggris.

    Melihat hal tersebut, Maradona yang saat itu berada di area pertahanan Inggris langsung sigap berlari mengejar bola. Ia melompat dan dengan kesadaran diri penuh meninju bola ke arah gawang Inggris. Bola tersebut berhasil melewati kiper timnas Inggris, Peter Shilton, dan masuk ke dalam gawang.

    Meski Maradona mencetak gol tersebut dengan tangannya, bagian tubuh yang tidak boleh digunakan oleh pemain sepak bola saat bola sedang dimainkan, wasit justru mengganggap gol tersebut sebagai gol yang sah, bukan handball.

    Berkat gol tersebut, Argentina memimpin pertandingan dengan skor 1-0.

    Tim nasional Inggris jelas tidak menerima keputusan tersebut begitu saja, pemain Inggris melemparkan protes kepada wasit yang sedang bertugas. Namun protes tersebut tak membuahkan apapun, wasit tetap memutuskan mengesahkan gol kontroversial tersebut.

    Berkat sumbangsih gol kontroversial dari tangan Maradona melalui tanggannya tersebut,  Argentina mampu memenangkan pertandingan dengan skor akhir 2-1, sekaligus merebut tiket untuk melaju ke babak semifinal dari tim nasional Inggris.

    Pada akhirnya, di edisi Piala Dunia tahun 1986 tersebut Argentina keluar sebagai juara setelah di partai final mereka mengalahkan tim nasional Jerman Barat dengan skor meyakinkan 3-0. Pada partai semifinal sebelumnya, Argentina berhasil unggul atas tim nasonal Belgia 2-0.

    Capaian Argentina meraih juara dunia tersebut tentu menimbulkan banyak perdebatan dan kontroversi.

    Meski begitu, Maradona justru berpandangan bahwa gol tersebut merupakan sebuah trik atau tipu daya. Ia tetap bersikeras bahwa itu bukanlah sebuah kecurangan. Menurutnya, itu adalah gol yang dicetak dengan campur tangan Tuhan. Itulah mengapa gol kontroversial tersebut disebut gol tangan tuhan.

    Selang beberapa tahun kemudian, Maradona mengaku bahwa gol tersebut bukan kebetulan belaka. Rupanya sebelum pertandingan, Maradona sudah banyak mempelajari tipe permainan Inggris. Contohnya saat Kenny Sansom memberinya bola secara ‘cuma-cuma’, Maradona sudah memprediksi bahwa setelahnya Kenny Sansom akan melakukan back pass ke kiper.

    Tak heran jika pada akhirnya ia bisa memanfaatkan situasi untuk melangsungkan gol kontroversial tersebut.

    Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan BBC Sports, Maradona menjelaskan makna gol tangan tuhan dihadapan Gary Lineker, salah satu pemain Inggris.

    Maradona mengaku bahwa bola tersebut memang menyentuh tangannya. Namun saat ia mulai berlari ke belakang untuk merayakan gol, Maradona mengetahui bahwa kiper dan wasit tak menyadari kecurangan yang dilakukannya. Posisinya benar-benar ada dalam posisi tidak ideal untuk memantau insiden tersebut. 

    Ditambah lagi teknologi yang saat itu belum maju, belum ada virtual assistant referee, tentu itu jadi momen menguntungkan bagi Maradona.

    Tangan Tuhan Lain di Piala Dunia yang Dititipkan ke Luis Suarez

    Masih bicara soal Tangan Tuhan, ada kejadian serupa yang terjadi di Piala Dunia tahun 2010 yang saat itu diadakan di Afrika Selatan. Kali ini, pemeran utamanya adalah Luis Suarez.

    Saat itu, Suarez membela negaranya, tim nasional Uruguay yang harus berhadapan dengan tim nasional Ghana dalam pertandingan babak perempat final atau delapan besar.

    Mulanya, pertandingan berjalan lancar. Ghana unggul di menit-menit terakhir babak pertama setelah tendangan Sulley Muntari berhasil menjebok gawang Uruguay yang dikawal oleh Muslera.

    Setelah turun minum, Uruguay pun mulai bangkit di babak kedua. Sebuah tendangan bebas dari Diego Forlan berhasil membuat skor imbang 1-1. Pertandingan pun mau tak mau dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

    Di babak perpanjangan waktu, pertandingan berlangsung lebih sengit, kedua negara bertarung habis-habisan untuk memperebutkan satu tiket semifinal.

    Ghana mendapatkan kesempatan melakukan tendangan bebas pada menit ke-120. Ini jelas menjadi momen menguntungkan mengingat jika berhasil berbuah gol, satu kaki Ghana sudah berada babak semifinal, apalagi mengingat waktu yang sudah masuk akhir waktu normal babak perpanjangan waktu.

    Kemudian kontroversi terjadi pada pertandingan tersebut. Suarez melakukan sebuah penyelamatan kontroversial yang membuat mimpi Ghana padam begitu saja.

    Saat itu John Paintsil sedang melakukan tendangan bebasnya. Prince Boateng menyambut bola tersebut, lalu meneruskannya ke Jonathan Mensah dan Stephen Appiah.

    Sayangnya, tendangan Appiah justru diblok oleh Suarez tepat di garis gawang. Bola pun disambar oleh sundulan Dominic Adiyiah hingga hampir masuk ke gawang Uruguay. Kemelut terjadi di depan gawang Uruguay. Kiper Uruguay yang saat itu tidak sedang dalam posisi yang menguntungkan untuk menghadang bola tersebut.

    Dalam kondisi ini Ghana mempunyai kesempatan yang cukup besar untuk mencetak gol dan merebut tiket ke babak selanjutnya.

    Namun sayang, sundulan Dominic Adiyiah yang sudah mengarah ke gawang, justru digagalkan oleh Suarez di tepat sebelum bola melewati garis gawang. Penyelamatan ini sangat kontrovesial karena ia menggunakan tangannya untuk mencegah bola tersebut masuk ke gawang Uruguay.

    Ghana gagal mencetak gol. Suarez menjadi penyelamat Uruguay, meski saat yang bersamaan ia juga diusir oleh wasit dari lapangan. Suarez terpaksa harus menyelesaikan pertandingan sebelum peluit benar-benar berakhir, ia kemudian menyaksikan tendangan penalti Ghana sebelum masuk ke ruang ganti.

    Meski gol Ghana digagalkan oleh Suarez dengan cara yang kontroversial, sesuai dengan peraturan pertandingan, Ghana mendapat hadiah pinalti, sekaligus sebagai hukuman bagi Uruguay karena pemainnya melakukan pelanggaran pertandingan.

    Gyan Asamoah mengambil tendangan pinalti tersebut. Namun sial, tendangan Asamoah ternyata membentur mistar dan akhirnya gagal berubah menjadi gol. Kegagalan ini membuat skor 2-1 Ghana gagal tercipta.

    Suarez yang saat itu masih di pinggir lapangan merayakan kegagalan Ghana mencetak gol lewat titik putih. Uruguay akhirnya berhasil lolos ke babak semifinal setelah pertandingan dilanjut lewat babak adu penalti.

    Hasil pertandingan ini menjadi hasil yang luar biasa bagi Uruguay, namun sebaliknya bagi Ghana.

    Ghana yang menjadi harapan satu-satunya bagi Afrika, justru gugur karena penyelamatan kontroversial Suarez. Bagi pendukung tim Uruguay, Suarez melakukan penyelamatan bak seorang pahlawan.

    Sama seperti gol Maradonna yang disebut sebagai gol tangan tuhan, bagi pendukung tim nasional Uruguay, penyelamatan yang Suarez lakukan adalah penyelamatan tangan tuhan.

    Namun sebaliknya bagi pendukung tim nasional Ghana. Milovan Rajevac selaku pelatih Ghana mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Suarez tak pantas membuatnya disebut sebagai pahlawan.

    Dua hal kontroversial yang terjadi dalam sejarah Piala Dunia ini menjadi sejarah yang akan selalu diingat oleh banyak pecinta sepak bola dunia. Peristiwa ini yang membuat sepak bola menjadi lebih menarik.